Selasa, 25 September 2007

Pusat perbelanjaan di Makassar

MALL RATU INDAH

Lokasi : Jl. Dr. Sam Ratulangi No. 35, Makassar

Di tempat ini anda bisa menemukan produk-produk lokal dan multinasional, menikmati city event, temukan juga cita rasa khas makassar di Samudera Food Court. Temukan juga kebutuhan harian di Hero Supermarket

MAKASSAR TRADE CENTER (MTC)

Lokasi : Jl. Jend. Achmad Yani (Depan Lapangan Karebosi)

Menyediakan berbagai kebutuhan mulai dari kebutuhan rumah tangga, pakaian jadi, perangkat/peralatan elektronik, seperti handphone dan aksesorisnya, komputer, Audio Video, dan lain sebagainya. Temukan kebutuhan harian di Alfa Supermarket.

MALL PANAKKUKANG (Mall Diamond)

Lokasi : Jl. Boulevard, Panakkukang Mas

Terintegrasi dengan 2 Mall lainnya melalui sebuah Sarana Penyeberangan Multiguna, anda dapat berkunjung ke Panakkukang Square dan Panakkukang Trade Centre dengan hanya berjalan kaki. Tersedia hampir semua kebutuhan di tempat ini. Temukan kebutuhan harian di Carrefour, Hypermart dan Diamond

PUSAT GROSIR BUTUNG

Lokasi : Jl. Sabutung, Kec. Wajo

Menjadi pusat perkulakan untuk produksi tekstil dan kebutuhan lokal lainnya. Lokasinya dekat dengan pelabuhan laut Soekarno-Hatta.

PUSAT SOUVENIR SOMBA OPU

Somba Opu Handicraft Market Centre

Lokasi : Jl. Somba Opu

Di sepanjang Jalan Somba Opu, Anda dapat menemukan dan memilih aneka ragam souvenir dan hasil kerajinan khas Makassar, seperti perhiasan dan aksesoris yang terbuat dari emas dan perak, sarung sutera dari berbagai etnis di Sulawesi Selatan, makanan/snack, pakaian/t-shirt, serta alat-alat musik dan olahraga lainnya.

GLOBAL TRADE CENTER (GTC)

Lokasi : Jl. Metro, Tanjung Bunga, Kec. Tamalate

Tersedia hampir semua kebutuhan di tempat ini. Temukan kebutuhan harian di Hypermart

Adab membaca Al-Qur'an

Di bulan suci Ramadhan ini, ummat muslim dianjurkan untuk lebih banyak mengisinya dengan berbagai amal ibadah, diantarnya dengan membaca Al-Qur'an. Al Qur’anul Karim adalah firman Alloh Subhanahu wa Ta’ala yang tidak mengandung kebatilan sedikitpun.

Al Qur’an memberi petunjuk jalan yang lurus dan memberi bimbingan kepada umat manusia di dalam menempuh perjalanan hidupnya, agar selamat di dunia dan di akhirat, dan dimasukkan dalam golongan orang-orang yang mendapatkan rahmat dari Alloh Subhanahu wa Ta’ala.

Untuk itulah tiada ilmu yang lebih utama dipelajari oleh seorang muslim melebihi keutamaan mempelajari Al-Qur’an. Sebagaimana sabda Nabi shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Sebaik-baik kamu adalah orang yg mempelajari Al-Qur’an dan mengajarkannya.” (HR: Bukhari)

Ketika membaca Al-Qur’an, maka seorang muslim perlu memperhatikan adab-adab berikut ini untuk mendapatkan kesempurnaan pahala dalam membaca Al-Qur’an:

Membaca dalam keadaan suci, dengan duduk yang sopan dan tenang.
Dalam membaca Al-Qur’an seseorang dianjurkan dalam keadaan suci. Namun, diperbolehkan apabila dia membaca dalam keadaan terkena najis. Imam Haromain berkata, “Orang yang membaca Al-Qur’an dalam keadaan najis, dia tidak dikatakan mengerjakan hal yang makruh, akan tetapi dia meninggalkan sesuatu yang utama.” (At-Tibyan, hal. 58-59)
Membacanya dengan pelan (tartil) dan tidak cepat, agar dapat menghayati ayat yang dibaca.

Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam bersabda, yang artinya:“Siapa saja yang membaca Al-Qur’an (khatam) kurang dari tiga hari, berarti dia tidak memahami.” (HR: Ahmad dan para penyusun kitab-kitab Sunan)

Sebagian sahabat membenci pengkhataman Al-Qur’an sehari semalam, dengan dasar hadits di atas. Rosululloh telah memerintahkan Abdullah Ibnu Umar untuk mengkhatam kan Al-Qur’an setiap satu minggu (7 hari) (HR: Bukhori, Muslim). Sebagaimana yang dilakukan Abdullah bin Mas’ud, Utsman bin Affan, Zaid bin Tsabit, mereka mengkhatamkan Al-Qur’an sekali dalam seminggu.

Membaca Al-Qur’an dengan khusyu’, dengan menangis, karena sentuhan pengaruh ayat yang dibaca bisa menyentuh jiwa dan perasaan.

Alloh Subhanahu wa Ta’ala menjelaskan sebagian dari sifat-sifat hamba-Nya yang shalih, “Dan mereka menyungkur atas muka mereka sambil menangis dan mereka bertambah khusyu’.” (QS: Al-Isra’: 109). Namun demikian tidaklah disyariatkan bagi seseorang untuk pura-pura menangis dengan tangisan yang dibuat-buat.

Membaguskan suara ketika membacanya.
Sebagaimana sabda Rosululloh shollallohu ‘alaihi wa sallam, yang artinya: “Hiasilah Al-Qur’an dengan suaramu.” (HR: Ahmad, Ibnu Majah dan Al-Hakim). Di dalam hadits lain dijelaskan, yang artinya: “Tidak termasuk umatku orang yang tidak melagukan Al-Qur’an.” (HR: Bukhari dan Muslim).

Maksud hadits ini adalah membaca Al-Qur’an dengan susunan bacaan yang jelas dan terang makhroj hurufnya, panjang pendeknya bacaan, tidak sampai keluar dari ketentuan kaidah tajwid. Dan seseorang tidak perlu melenggok-lenggokkan suara di luar kemampuannya.

Membaca Al-Qur’an dimulai dengan isti’adzah.
Alloh Subhanahu wa Ta’ala berfirman, yang artinya, “Dan bila kamu akan membaca Al-Qur’an, maka mintalah perlindungan kepada Alloh dari (godaan-godaan) syaithan yang terkutuk.” (QS: An-Nahl: 98)

Membaca Al-Qur’an dengan tidak mengganggu orang yang sedang shalat, dan tidak perlu membacanya dengan suara yang terlalu keras atau di tempat yang banyak orang. Bacalah dengan suara yang lirih secara khusyu’.

Rosululloh shollallohu ‘alaihiwasallam bersabda, yang artinya: “Ingatlah bahwasanya setiap dari kalian bermunajat kepada Rabbnya, maka janganlah salah satu dari kamu mengganggu yang lain, dan salah satu dari kamu tidak boleh bersuara lebih keras daripada yang lain pada saat membaca (Al-Qur’an).” (HR: Abu Dawud, Nasa’i, Baihaqi dan Hakim). Wallohu a’lam. disalin dari: Arsip Moslem Blogs dan sumber artikel dari Media Muslim Info)