Minggu, 13 November 2011

10 Ciri Guru Profesional

Profesi guru, sama dengan profesi yang lain. Dalam menjalankannya dibutuhkan kemampuan dan keahlian yang selalu harus berkembang dan meningkat. Dan diera sekarang ini, dibutuhkan juga profesionalisme dalam pendidikan. Tidak hanya sekedar mengajar atau transfer ilmu sebagaimana yang dilakukan oleh para guru kita di jaman dulu. Namun teknik pengajaran dan pendidikan harus dikembangkan sesuai dengan perkembangan dan kemajuan dunia teknologi saat ini. Dan pemakaian multimedia dalam dunia pendidikan menjadi salah satu trik untuk mempermudah dan mendukung materi yang akan diajarkan.
Lalu, bagaimana caranya untuk menjadi guru yang profesional? Berikut ini ciri-ciri guru profesional:

1. Selalu punya energi untuk siswanya
Seorang guru yang baik menaruh perhatian pada siswa di setiap percakapan atau diskusi dengan mereka. Guru yang baik juga punya kemampuam mendengar dengan seksama.

2. Punya tujuan jelas untuk Pelajaran
Seorang guru yang baik menetapkan tujuan yang jelas untuk setiap pelajaran dan bekerja untuk memenuhi tujuan tertentu dalam setiap kelas.

3. Punya keterampilan mendisiplinkan yang efektif
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan disiplin yang efektif sehingga bisa mempromosikan perubahan perilaku positif di dalam kelas.

4. Punya keterampilan manajemen kelas yang baik
Seorang guru yang baik memiliki keterampilan manajemen kelas yang baik dan dapat memastikan perilaku siswa yang baik, saat siswa belajar dan bekerja sama secara efektif, membiasakan menanamkan rasa hormat kepada seluruh komponen didalam kelas.

5. Bisa berkomunikasi dengan Baik Orang Tua
Seorang guru yang baik menjaga komunikasi terbuka dengan orang tua dan membuat mereka selalu update informasi tentang apa yang sedang terjadi di dalam kelas dalam hal kurikulum, disiplin, dan isu lainnya. Mereka membuat diri mereka selalu bersedia memenuhi panggilan telepon, rapat, email dan sekarang, twitter.

6. Punya harapan yang tinggi pada siswa nya
Seorang guru yang baik memiliki harapan yang tinggi dari siswa dan mendorong semua siswa dikelasnya untuk selalu bekerja dan mengerahkan potensi terbaik mereka.

7. Pengetahuan tentang Kurikulum
Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan mendalam tentang kurikulum sekolah dan standar-standar lainnya. Mereka dengan sekuat tenaga memastikan pengajaran mereka memenuhi standar-standar itu.

8. Pengetahuan tentang subyek yang diajarkan
Hal ini mungkin sudah jelas, tetapi kadang-kadang diabaikan. Seorang guru yang baik memiliki pengetahuan yang luar biasa dan antusiasme untuk subyek yang mereka ajarkan. Mereka siap untuk menjawab pertanyaan dan menyimpan bahan menarik bagi para siswa, bahkan bekerja sama dengan bidang studi lain demi pembelajaran yang kolaboratif.

9. Selalu memberikan yang terbaik untuk Anak-anak dan proses Pengajaran
Seorang guru yang baik bergairah mengajar dan bekerja dengan anak-anak. Mereka gembira bisa mempengaruhi siswa dalam kehidupan mereka dan memahami dampak atau pengaruh yang mereka miliki dalam kehidupan siswanya, sekarang dan nanti ketika siswanya sudah beranjak dewasa.

10. Punya hubungan yang berkualitas dengan Siswa
Seorang guru yang baik mengembangkan hubungan yang kuat dan saling hormat menghormati dengan siswa dan membangun hubungan yang dapat dipercaya.

Disarikan dari situs Apple for the teacher

Ideku.com

Jika nilai US$ 1 = Rp 1,-...kira-kira apa aja yang terjadi di Indonesia? *dengan asumsi kurs negara tetangga lainnya tetap*

1. Masyarakat bisa gonta ganti mobil semaunya..Beli Honda city dengan Rp.30.000,- dan Toyota Landcruiser Rp 70.000,-, BMW/Mercedes Benz gak nyampe Rp 1 juta, de el el..

2. Bakal ada transfer pemain sepak bola besar-besaran di Indonesia. Bukan tidak mungkin Persija Jakarta akan membeli David Beckham dan Ronaldinho. Sementara PSBL Bandar Lampung akan mengontrak Zenedine Zidane dan Ronaldo, Nah lho...Alexandro Delpiero dan Paolo Maldini *pemain kesayangan gw* juga bisa di kontrak buat main di Indonesia, Kebayang gak sih..Pemain-pemain lokal akan bertanding dengan pemain-pemain kelas dunia?

3. Pemerintah gak perlu lagi ngutang ke IMF, justru malah Indonesia bantu-bantu negara miskin lainnya..Indonesia memang Hwebatt....!!

4. Pengamen, Pengemis, dan tukang parkir bisa langsung meluncur ke luar negri sehabis kerja seharian. Bahkan mereka bisa check-in di hotel-hotel mewah dengan fasilitas kamar presidental room yang harga semalamnya diatas Rp 1,5 juta..

5. Kriminalitas menjadi lebih elit, gak bakal ada lagi copet dengan dua jari, apalagi kapak merah...Gengsi dunks!! Lihat aja di Amrik sono, gak ada penjahat bawa kapak kan?

6. Gak ada lagi pasar loak. Masyarakat jadi malu beli barang-brang bekas...

7. Kebijakan pengadaan rumah sangat3x Sederhana diganti menjadi Real Estate Sangat3x Sederhana..

8. Fasilitas sehari-hari menggunakan jasa komputer+smart card, jadi gak perlu lagi antri tiket di loket stasiun, pekerja-pekerja kantoran yang biasanya kerja sambil ngobrol. dan gak memberi kepuasan pada customers...jadi lebih punya banyak waktu untuk ngobrol panjang lebar dengan temen-temen..., de-el-el

9. Masyarakat kita gak perlu lagi pusing masalah issue formalin, daripada ketakutan beli mie ayam, tahu, dan ikan asin...mendingan mampir aja ke restoran dan pesen pizza, burger, dan makanan lainnya sepuasnya.

6 Karakter Guru Sukses

Untuk melahirkan murid-murid yang sukses, maka dimulai dari para guru. Ibarat membuat batu bata. Kalau kita ingin agar batu batanya berbentuk kotak, maka kita harus mempersiapkan cetakan berbentuk kotak. Masalah nanti ternyata ada batu bata yang tidak berbentuk kotak, itu masalah lain. Bisa dibilang kemungkinannya 1001.

Namun, bila cetakannya sudah bulat, maka bisa dibilang mustahil akan terbentuk batu bata yang kotak.

Nah berikut ini saya tuliskan 6 karakter guru yang sukses.

Selalu siap untuk meningkatkan pengetahuan seputar materi pelajarannya, yaitu dengan membaca dan melakukan pembahasan dengan mendalam, hingga dia bisa menggabungkan materi tersebut dengan pengetahuan yang baru. Di samping itu, dia memiliki metode yang baik untuk memberikan pemahaman kepada murid-muridnya.
Mengenal dengan baik sarana-sarana modern dalam pendidikan, sehingga dirinya dapat mentransfer pengetahuan-pengetahuan yang ada dengan mudah.
Mengetahui beberapa karakter pertumbuhan jiwa para murid, sehingga dia mampu menghadapi perbedaan antara setiap individu dari sisi jiwa, akal dan emosional. Dengan hal ini, sang guru menjalankan proses pendidikan sesuai dengan arah perkembangan kejiwaan murid, bukan bertolak belakang dengan perkembangan jiwa mereka.
Bersikap obyektif. Dengan arti, bersikap sama kepada semua murid; tidak pilih kasih, atau memberikan satu stempel kepada salah seorang murid. Menjauhi sikap condong kepada sebagian murid dan menafikan yang lain.
Memiliki sifat inovatif dan kreatif. Dengan kata lain, memakai sarana-sarana terbaru dalam mendidik.
Murid-murid merasa dihormati dan dihargai ketika bersamanya. Di samping itu, para murid merasa bahwa gurunya adalah pemilik kemuliaan karena dialah yang telah memberikan ilmu kepadanya, menunjukkan akhlak yang baik, bahkan membantu mereka dalam menyelesaikan permasalahannya; baik berhubungan dengan materi pelajaran maupun tentang kehidupan sosial.

Kebahagiaan sejati seorang guru adalah ketika melihat anak didiknya sukses, sukses di dunia juga sukses di akhirat.



Sumber: al Madkhal fi al Manahij li at Tadris, diterbitkan oleh lembaga pendidikan bagian metodologi dan saran pendidikan Universitas al Azhar.

Bersinergi itu Menambah Kekuatan

Dalam sebuah perusahaan, organisasi, yayasan atau bahkan Komunitas, sering kita temui berbagai macam karakter, berbagai profesi yang disandang, berbagai keahlian yang dimiliki dan berbagai kemampuan serta hobby yang dimiliki masing-masing.

Banyak sekali ditemui antar teman atau antau individu saling merasa bahwa kemampuannya lah yang paling berperan dan punya power untuk memengaruhi banyak orang, membuat dirinya mempunyai sifat otoriter dan sedikit egois, karena pendapatnya lah yang harus dituruti atau diterima oleh semua anggota yang ada atau teman-temannya.

Padahal meskipun satu sama lain mempunyai kemampuan, walau kemampuan itu mungkin sama, tetaplah ada ciri khas masing-masing yang bisa saling melengkapi juga saling memenuhi kebutuhan pada sisi lainnya.

Seperti, pada sebuah perusahaan, pegawai ada yang pada level management, supervisor, staff dan office boy/girl, menurut saya semua tingkatandan klasifikasi itu tak ada alasan untuk saling merasa diri paling tinggi atau rendah, sebab masing-masing mempunyai peranan sendiri yang saling mendukung satu sama lain, yang membedakan mereka semua adalah hanya segi latar belakang pendidikan dan kesempatan, tetapi pada hakekatnya sama, yaitu bekerja, kita yang duduk di level staff atau management, tak akan bekerja nyaman tanpa kantor yang bersih dan ada yang membantu sekedar fotocopy berkas dan mengangkut arsip yang banyak oleh OB atau OG, kita yang kerja di level OB atau OG tak akan dapat penghasilan jika tak ada operasional kantor atau perusahaan, dan kita yang duduk di kursi pemimpin perusahaan, tak akan berjalan misinya, jika tak ada dukungan dan kerjasama anak buahnya, jadi semuanya benar-benar punya ketergantungan yang seimbang, dan sama-sama punya peranan penting dalam bekerja di perusahaan.

Dan, pada sebuah organisas atau komunitas, setiap orang sudah pasti punya passion berbeda, punya kemampuan dan keahlian yang berbeda, jika sama pun, masih ada sedikit perbedaan, misalnya dalam suatu komunitas Blogger, ada yang punya kemampuan menulis buku, cerpen, fiksi, motivator, pengayom blogger muda, guru, mampu menjadi leader, mampu public speaking dan masih banyak lagi, semua kadang ingin paling menjadi pusat perhatian, ingin paling maju kedepan, ingin paling mendominasi dan ingin paling jadi pusat perhatian, sikap rasa percaya diri seperti ini ada positifnya untuk lebih cepat membangun komunitas, karena sosialisasi baik intern maupun ekstern mudah dilakukan olehnya, namun pengaruhnya terhadap masalah intern, akan berdampak terhadap sesama anggota yang masih punya kemampuan lain yang kompeten untuk saling mengisi, saling melengkapi dan kerja sama, biasanya merasa segan untuk maju dan merasa tidak enak dengan yang ingin merasa dirinya power, jadi hal ini akan membatasi kreativitas dan ide orang lain.

Ada baiknya, saling terbuka sama-sama, saling mengakui kemampuan masing-masing dan saling memberikan kesempatan satu sama lain, dengan memajukan bersama kemampuan dan kelebihan masing-masing dalam satu wadah untuk tujuan bersama akan menguatkan, energi yang disatukan itu akan semakin kuat dan memudahkan untuk melesat maju, daripada hanya sibuk ingin menjadi yang terdepan sendiri.

Kesimpulannya, dimanapun dan kapanpun, ketika kita berada dalam satu kelompok, jadilah diri kita itu memosisikan diri untuk orang banyak, ketika melakukan sesuatu yang ditujukan untuk kelompok, atasnamakan semua itu atas nama perusahaan, organisasi atau komunitas, bukan personal, sehingga ketika kita melakukan sesuatu dapat bersinergi dengan leluasa dengan berbagai ide dan berbagai hal dari orang lain, menganggap semua orang dan komponen adalah penting.