Minggu, 13 Maret 2011

RENCANA PEMBELAJARAN SENI RUPA DI SEKOLAH DASAR

Maman Tocharman-karacca01,2011

PENDAHULUAN
Salah satu fungsi sekolah dasar sebagai sarana sosialisasi bagi para siswanya, juga sebagai tempat membina agar lulusannya memiliki kemampuan yang bermanfaat untuk meningkatkan kemampuan kognitif dan kemampuan lainnya untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan saat ini dan masa mendatang. Sejalan dengan rumusan tujuan pendidikan sekolah dasar yang mencakup peningkatan motivasi siswa untuk untuk meneruskan belajar pada jenjang yang lebih tinggi dan memperoleh dasar keterampilan, pengetahuan dan teknologi yang bermanfaat bagi siswa, dan mengolah emosi siswa agar memperoleh kematangan guna mewujudkan kesiapan belajar. Sesuai dengan tujuan tersebut maka pengembangan program pendidikan harus memperhatikan kebutuhan siswa secara individual atau kelompok dan kebutuhan masyarakat. Dengan demikian pendekatan belajar melalui materi muatan lokal perlu dikembangkan selain muatan inti program. Proses pembelajaran di sekolah dasar lebih menekankan pada penemuan fakta, gejala dan konsep-konsep tertentu. Pembelajaran dilakukan dengan pendekatan induktif, siswa belajar melalui pengalaman empirik. Dengan pembelajaran melalui cara tersebut, pengamatan, interpretasi, perkiraan, eksperimen, serta penerapan kosep-konsep yang terkait dengan kebutuhan dalam kehidupan siswa akan memotivasi siswa untuk berbuat, mencarai dan menemukan.

Merupakan suatu harapan yang terwujud, bahwa kemampuan siswa dapat dikembangkan secara optimal perlu dilatihkan berbagai model cara belajar. Cara belajar induktif melatih siswa untuk menjadi manusia yang kreatif dan inovatif. Sedangkan cara belajar deduktif melatih siswa menjadi logis dan kritis. Cara belajar yang mengaktifkan siswa agar melatih kemandirian siswa dan mengetahui hakekat belajar yang sebenarnya. Berpikir kritis dan kreatif dapat meningkatkan berbagai kemampuan intelektual anak. Sikap kritis sangat dibutuhkan untuk mencari kebenaran fakta, teori dan konsep berdasarkan pembuktian yang logis. Selain itu berpikir kritis sangat diperlukan manusia untuk memecahkan berbagai masalah dalam kehidupan. Hanya orang yang kritislah yang dapat segera dapat memecahkan masalah yang dihadapi dalam kehidupan. Guru dalam proses pembelajaran harus dapat menciptakan iklim belajar yang menantang siswa untuk berpikir kritis dan logis. Merupakan harapan, pendidikan mencapai hasil yang optimal, untuk kepentingan tersebut guru perlu menghayati perkembangan anak yang berkaitan dengan kemampuan dasar. Kemampuan dasar tersebut meliputi: kemampuan fisik, sensori-motorik, emosional, sosial, perseptual, intelektual dan kreativitas. Dengan demikian dalam menentukan materi, metoda, media dan pendekatan pembelajaran sangat perlu memperhatikan perkembangan kemampuan yang dimiliki siswa, agar hasil belajar siswa yang optimal dapat tercapai. Perlu diingat pula oleh para guru, bahwa dunia anak adalah dunia bermain. Artinya anak suka bermain, atau bermain merupakan kebutuahan bagi anak. Bila anak diajak belajar melalui kebutuhannya dan sesuatu yang disukainya anak akan menjadi senang belajar. Dengan modal kesenangan inilah, harapan pengajaran yang optimal dapat diraih. Melalui bermain anak belajar memperoleh pengetahuan, keterampilan dan sikap serta kemampuan lainnya. Bermain bersipat menyenangkan sehingga segala sesuatu yang diperoleh melalui bermain akan dirasakan menyenagkan dan sesuai dengan kebutuhan anak, serta membekas pada diri anak sehingga hasil belajar tidak mudah dilupakan.
Mata pelajaran yang sesuai dengan pendekatan bermain ini diantaranya melalui pembelajaran kerajinan tangan dan kesenian, yang dalam kurikulumtahun 2006 disebut mata pelajaran seni dan budaya. Bukan berarti bahwa bahwa pembelajaran dengan pendekatan bermain hanya cocok untuk mata pelajaran kesenian saja, mata pelajaran lainpun sangat mungkin dapat disampaikan melalui pendekatan bermain yang disukai anak. Bila guru dapat mengemas pembelajaran di sekolah dasar dengan pendekatan bermain, niscaya pembelajaran di sekolah dasar menjadi pembelajaran yang digandrungi para siswanya. Proses pembelajaran pendidikan seni termasuk di dalamnya pendidikan seni rupa harus lebih memperhatikan kepentingan/kebutuhan peserta didik. Materi yang diajarkan harus dirasakan merupakan kebutuhan individu anak. Juga harus diingat bahwa materi yang dikembangkan harus dapat mengembangkan secara optimal potensi anak. Pernyataan di atas sebagai landasan yang memperkuat sehingga pembelajaran di sekolah dasar menggunakan pendekatan terpadu. Pembelajaran terpadu merupakan pendekatan dalam kegiatan pembelajaran yang lebih mengutamakan kebermaknaan materi pelajaran bagi siswa.. Seperti yang dikemukakan Kamaril dalam Pendidikan Seni Rupa dan Kerajinan bahwa: “Dalam Pembelajaran terpadu digunakan tema atau topik tertentu sebagai pusat minat siswa. Pusat minat ini merupakan pengikat keterpaduan untuk membentuk suatu konsep yang bermakna dan relevan dengan konsep yang ditentukan” (Bredekamp dalam Kamaril, 1999: 1.43). Pada bahan Belajar Mandiri 3 Anda akan mempelajari Rencana Pembelajaran Seni Rupa di Sekolah Dasar. Materi tersebut dibagi menjadi tiga mata pelajaran, yaitu: 1) Konsep Rencana Model Pembelajaran Terpadu, 2) Rancangan Model Pembelajaran Terpadu, 3) Implementasi Rancangan Model Pembelajaran Terpadu Di Sekolah Dasar. Setelah Anda mempelajari Bahan Belajar Mandiri ini, diharapkan Anda dapat:
1. Menjelaskan konsep pembelajaran terpadu
2. Mengemukakan alas an dasar pelaksanaan konsep pembelajaran terpadu di sekolah dasar
3. Membedakan konsep pembelajaran terpadu (terkait, terjala dan terpadu penuh)
4. Menguraikan tahapan proses rancangan pembuatan model pembelajaran terpadu (terkait, terjala, dan terpadu penuh)
5. Menguraikan perbedaan keunggulan dan kelemaha model pembelajaran terpadu (terkait, terjala dan terpadu penuh)

Tidak ada komentar: