Josephus Primus,SEMARANG, KOMPAS.com - Rektor Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata Semarang Dr Y Bagus Wismanto mengatakan tidak ada pendidikan yang bisa diperoleh secara instan. "Proses pendidikan harus ditempuh secara bertahap," katanya saat memberikan sambutan pada wisuda mahasiswa Unika Soegijapranata di Semarang, Sabtu (4/4).
Ia mengatakan banyak pihak tidak bertanggung jawab menawarkan ijazah yang dapat diperoleh tanpa mengikuti proses pendidikan (kuliah, red). "Hasil memang penting, namun yang terpenting adalah bagaimana mendapatkan hasil melalui proses yang seharusnya ditempuh," katanya.
Rektor mengatakan pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab tersebut memanfaatkan anggapan masyarakat yang masih mengagungkan gelar untuk mengukur kompetensi seseorang. "Masyarakat memang masih melihat seseorang dari kulit luarnya, sehingga lebih mementingkan ijazah atau gelar daripada kompetensi yang dimiliki seseorang," katanya.
Oleh karena itu, ia sangat menyesalkan adanya ijazah fiktif yang dapat diperoleh tanpa melalui proses pendidikan. "Itu (ijazah fiktif, red) terjadi karena masyarakat masih terlalu mengagungkan gelar," katanya.
Padahal, menurut dia, tidak selamanya seseorang dapat dilihat dari gelar yang diperolehnya atau dari jabatan yang diembannya.
Ia mengatakan, yang terpenting adalah kompetensi seseorang yang didasarkan dari kejujuran dan kebenaran. "Pengetahuan merupakan gabungan dari tiga hal yaitu kognitif, afektif dan psikomotorik yang tidak bisa dipisahkan, sehingga melahirkan kompetensi," kata rektor.
Ia menambahkan, Unika Soegijapranata juga pernah mengalami kejadian ijazahnya dipalsukan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab. "Di satu sisi, tindakan itu mencoreng nama baik Unika Soegijapranata, tetapi di lain pihak membuktikan bahwa Unika Soegijapranata ternyata diminati," katanya.
Kasus tersebut, kata dia terjadi kurang lebih dua tahun yang lalu, namun pihaknya telah mengantisipasinya dengan mengganti kertas khusus dan diberi segel pengaman yang sulit untuk dipalsukan.
Mengenai kemungkinan beredarnya ijazah fiktif di Jawa Tengah (Jateng), khususnya di Semarang, ia mengatakan sampai saat ini belum mendengar maupun melihatnya. "Sepengetahuan saya, kasus ijazah fiktif sempat marak di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY), tetapi untuk wilayah Jateng sampai sekarang masih aman, dan baik-baik saja," katanya.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar