Adalah suatu hal yang teramat sulit untuk mendefinisikan dengan jelas apakah cinta itu, karena cinta dapat didefinisikan menurut kepentingan masing-masing individu. Cinta sulit untuk didefinisikan tetapi dapat dirasakan, seperti seseorang yang tidak bisa melihat udara tetapi dapat merasakannya. Cinta digambarkan seperti sesuatu yang abstrak tapi bermakna. Sesuatu yang sulit dilukiskan dengan kata-kata tetapi mempunyai mempunyai arti mendalam dalam kehidupan setiap manusia.Walaupun sulit untuk didefinisikan kita dapat membuat batasan-batasan definisi cinta, yang walaupun sangat kurang memadai, dapat menjadi pertanda adanya suatu bentuk cinta.
1. Cinta adalah proses hormonal, batasan ini adalah batasan biologis dimana cinta digambarkan hanya merupakan perubahan hormonal dalam tubuh manusia yang diasosiasikan dengan cinta.
2. Cinta adalah emosi atau perasaan, batasan ini lebih bernuansa psikologis dimana cinta dilihat sebagai suatu bentuk emosi positif dan menyenangkan yang dirasakan oleh manusia.
3. Cinta adalah kemampuan, batasan ini menganalogikan cinta sebagai suatu bentuk kemampuan yang dipunyai manusia. Banyak yang menganggap bahwa mencintai adalah persoalan mudah sedangkan yang susah adalah mencari obyek untuk dicintai. Sebenarnya mencintai menunjukkan kemampuan manusia dalam mengatasi masalah-masalah hidupnya. Banyak orang yang gagal karena tidak mempunyai kemampuan untuk mencintai.
4. Cinta adalah kepercayaan, batasan ini melukiskan cinta sebagai suatu daya atau tenaga yang mampu merobohkan tembok pemisah antara individu, sehingga timbul pemahaman dan pengenalan antara satu individu terhadap yang lain. Dalam proses ini timbul rasa percaya antara individu-individu tersebut.
5. Cinta adalah seni, batasan ini menggambarkan cinta seperti jenis-jenis seni yang lainnya seperti seni musik, seni lukis, dll. Cinta sebagai suatu seni membuat seseorang yang mencintai berkewajiban untuk mempelajari dan mempraktekkan cinta dalam kehidupannya.
6. Cinta adalah akal budi¸ batasan ini memberikan suatu pemisahan yang tegas antara manusia dan binatang. Proses mencintai pada binatang, misalnya induk kucing yang menyusui bayinya, adalah suatu proses cinta yang lahir karena adanya naluri dan insting dari binatang tersebut, tetapi proses cinta pada manusia, misalnya ibu yang merawat anaknya, adalah proses cinta karena adanya cinta itu sendiri.
Manusia adalah makhluk yang terpisah dan terasing satu sama lain. Keterasingan itu timbul karena adanya keterpisahan jarak psikologis antara satu individu dengan individu lainnya. Masing-masing individu mempunyai ego yang membedakannya dengan yang lain. Perasaan “keakuan” itulah yang membuat manusia terpisah satu sama lain. Bahwa ego yang satu berbeda dengan ego yang lain, dan bahwa ego yang satu terpisah dengan ego yang lain. Tetapi perasaan keterasingan dan keterpisahan itu tidak serta merta membuat manusia menjadi makhluk yang berdiri sendiri dan tidak membutuhkan kehadiran orang lain. Disinilah cinta mengambil tempat. Cinta merupakan sarana bagi manusia untuk mengatasi perasaan keterasingan dan keterpisahan serta menjadi perekat hubungan antar manusia. Cinta menyatukan hubungan antar ego manusia, mengikatnya dan mengeratkannya dalam suatu pemahaman seseorang akan yang lain. Dengan kata lain cinta adalah sesuatu yang membuat setiap manusia di bumi ini terikat dalam suatu kesatuan psikologis yang tidak tampak. Cinta menjadi semacam kekuatan pemersatu antara tiap ego.
Tentunya cinta yang dimaksud diatas adalah cinta yang dewasa dan cinta yang matang. Cinta yang dewasa menganalogikan adanya kesatuan tiap individu yang terlibat didalamnya. Cinta yang dewasa adalah kesatuan dengan sesuatu atau seseorang dibawah kondisi saling tetap mempertahankan integritas dan individualitas masing-masing. Cinta adalah kekuatan aktif yang bersemayam dalam diri manusia; kekuatan yang mengatasi tembok yang memisahkan manusia dengan sesamanya, kekuatan yang menyatukan manusia satu dengan lainnya, cinta adalah cara mengatasi problem keterpisahan antara manusia, dengan tanpa mengorbankan integritas serta keunikan masing-masing individu. Ada semacam paradoks dalam cinta, yakni fenomena dimana dua pribadi menjadi satu namun tetap dua (become one yet remain two).
Cinta adalah aktifitas dan bukan emosi pasif belaka. Cinta selalu bersifat bediri di dalam (standing in) dan bukan jatuh untuk (falling for). Karakter aktif dari cinta adalah bahwa pertama-tama cinta adalah persoalan memberi dan bukan menerima, persoalan utamanya adalah mencintai dan bukan dicintai. Memberi tidaklah sama dengan memberikan sesuatu atau mengorbankan sesuatu. Dalam tindakan memberi, seseorang menunjukkan dirinya sebagai makhluk yang berkelimpahan, yang penuh berkah serta hidup. Manusia yang mencintai memberikan dirinya, memberikan sesuatu yang paling berharga yang dia miliki yaitu kehidupannya. Bahwa individu tersebut memberikan apa yang hidup dalam dirinya yaitu kegembiraannya, kepentingannya, pemahamannya, pengetahuannya, kesedihannya, serta semua ekspresi dan manifestasi yang ada dalam dirinya. Dalam tindakan memberi, seseorang ibarat meniupkan secercah kehidupan dalam diri orang lain, yang kemudian kehidupan itu memancar kembali kepadanya. Cinta yang memberi juga berarti seseorang telah menghancurkan penjara narsisme dan egosentrisme dalam diri manusia.
Cinta yang dewasa dan matang berbeda dengan cinta kanak-kanak atau cinta yang tidak dewasa. Cinta kanak-kanak mengikuti prinsip : aku mencintai karena aku dicintai, sementara cinta yang dewasa berprinsip : aku dicintai karena aku mencintai. Cinta yang tidak dewasa mengatakan : aku mencintaimu karena aku membutuhkanmu, sementara cinta yang dewasa mengatakan : aku membutuhkanmu karena aku mencintaimu.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar