| ||
| ||
| ||
| ||
SYAHRUL YASIN LIMPO juga memiliki pengalaman organisasi yang luar biasa, diantaranya Sekretaris KNPI Sulsel, Ketua Umum FKPPI Sulsel, Ketua Umum AMPI Sulsel, Ketua Umum KOSGORO SULSEL, Sekretaris DPD I Golkar Sulsel, Ketua Pramuka Sulsel, Ketua Umum FORKI Sulsel, & Ketua Umum ORARI Sulsel. AGUS ARIFIN NU'MANG memulai karir sebagai dosen (ahli ekonomi pertanian) di Universitas Hasanuddin. Keputusannya terjun sepenuhnya ke dunia politik pada tahun 1998 membuat karirnya melejit sehingga menjadi anggota dewan sejak 1999. Tahun 2003 menjabat Wakil Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Pada tahun 2004 saat usia 40 Tahun dilantik sebagai Ketua DPRD Provinsi Sulawesi Selatan. Saat ini ia memimpin sejumlah organisasi: Ketua Ikatan Persaudaraan Haji Indonesia (IPHI) Sulsel, Ketua Pemuda Panca Marga (PPM) Sulsel, & Persatuan Catur Seluruh Indonesia (PERCASI) Sulsel. | ||
| ||
| ||
| ||
| ||
|
Minggu, 28 Oktober 2007
PILIHLAH...SYAHRUL-AGUS NOMOR 3
SYAHRUL DAN AGUS...

" .... Pegangan saya tak lain adalah ilmu dan moralitas hati. Orang bisa bertentangan dasarnya hanya dua, yaitu takut kehilangan gengsi dan ada interest material. Kalau tidak ada itu, ya normal-normal saja. Gubernur tidak lebih bagus dari yang lain. Saya menjalaninya dari bawah, sama saja. Kenapa harus curiga sama orang. Saya punya kompetensi. Saya punya tugas untuk itu ..."
( Syahrul Yasin Limpo )
"..... Hidup ini bagian dari ibadah, karena itu hidup adalah pertaruangan untuk menjaga martabat dan harga diri keluarga, masyarakat dan bangsa. Bukan jabatan & kedudukan yang harus dikejar, tapi pengabdian dan ketulusanlah yang mesti diraih. Itu yang mendorong saya menjadi petarung dalam PILGUB Sulsel. Kalau jabatan yang diburu, sudah cukup menjadi ketua DPRD Sulsel. Tapi saya ingin mengabdi kepada masyarakat
(Agus Arifin Nu'mang)
DAFTAR SCAM alias PENIPU
Ada 270 lebih program SCAM/penipu yang ada pada daftar di bawah ini dan masih ribuan program SCAM di luar daftar dan leluasa mengincar mangsa di dunia maya, hindari dengan segera menghapus email yang berasal dari pengirim yang tidak dikenal, hindari program-program money game berkedok MLM, hindari kerja ongkang-ongkang dengan mengharapkan penghasilan yang sangat tinggi apalagi fantastis.
Senin, 22 Oktober 2007
Berpacu dengan Vietnam
posted by kontan on 10/22/07
Pekan lalu, saya memiliki kesempatan untuk mengunjungi kota Ho Chi Minh City di Vietnam. Sebagai pusat bisnis negeri Vietnam, sekilas, Ho Chi Minh City memang masih kalah jika dibandingkan kota-kota besar di Indonesia, seperti Jakarta dan Surabaya. Jumlah gedung-gedung pencakar langit yang belum terlalu banyak bisa menjadi salah satu indikatornya. Jumlah pusat-pusat perbelanjaan dan pusat bisnis juga masih terbatas.
Namun, sangat terasa bahwa perekonomian kota ini memang sedang berputar dan tumbuh dengan cepat. Jalanjalan selalu sibuk dengan mobil-mobil dan motor-motor baru, turis asing berseliweran, dan hotel-hotel berbintang selalu penuh.
Ya, Vietnam memang telah menjadi magnet baru di Asia Tenggara. Tidak hanya bagi para turis, tapi juga bagi perusahaan-perusahaan multinasional. Mereka berbondong-bondong membuka kantor, pabrik, dan meluncurkan produk di Vietnam. Satu contohnya, raksasa komputer Hewlett Packard (HP) baru saja menggelar peluncuran produk besar-besaran di Ho Chi Minh City. Meski membidik pasar Asia -Pasifik dan Jepang, HP lebih memilih Ho Chi Minh City dibandingkan kota-kota di negara lain, termasuk dibandingkan Jakarta. Alasannya sangat mendasar. Menurut seorang eksekutif HP, selain sangat aman, pasar Vietnam sedang tumbuh sangat cepat saat ini.
Hebatnya, menurut World Investment Report dari United Nations Conference on Trade and Development (UNCTAD) yang dirilis 17 Oktober lalu, Vietnam masuk dalam daftar negaranegara yang paling menarik untuk investasi sejak 2007 hingga 2009.
UNCTAD menyurvei perusahaanperusahaan internasional. Hasilnya, 11% dari perusahaan-perusahaan itu bilang bahwa Vietnam merupakan negara yang paling menarik untuk investasi dalam beberapa tahun mendatang. Vietnam berada di urutan ke-6, di belakang China (52%), India (41%), Amerika Serikat (36%), Rusia (22%), dan Brazil (12%). Menurut laporan itu, peningkatan sarana infrastruktur dan pertumbuhan ekonomi yang cepat menjadi dua daya tarik utama Vietnam.
Di mana Indonesia? Yang memprihatinkan, menurut laporan itu, Indonesia ternyata tidak masuk dalam daftar 10 besar negara yang paling menarik untuk investasi. Betul, hingga saat ini, total investasi asing langsung atau Foreign Direct Investment (FDI) yang masuk Indonesia memang masih lebih besar dibandingkan Vietnam. Tapi, melihat prospek itu, bukan tak mungkin FDI Vietnam akan segera mengalahkan FDI Indonesia. Nah, kalau tak mau disalip oleh Vietnam, tentu saja, Indonesia harus segera berbenah.
Rabu, 17 Oktober 2007
saBar
Seorang muslim yang bersabar akan selalu memandang jauh ke depan dengan penuh optimisme. Bersabar berarti mampu memandang dengan sisi yang berbeda setiap kendala. Ketika merasakan betapa sulitnya menggapai suatu usaha, aku yakin bahwa setiap tetesan peluh kita menyimpan makna. Ketika merasakan sesaknya himpitan masalah, kita akan melihat pelajaran berharga yang bisa kita petik dari kesulitan-kesulitan yang menerpa kita dan menjadikannya sebagai tonggak meraih harapan-harapan dalam hidup kita. Jika kita merasa belum mendapatkan keinginan kita, maka kita akan semakin rajin menempa diri, memperbaiki diri, mengkoreksi diri mencari sebab mengapa do’a do’a kita belum juga dikabulkan.”
Cinta seJatI
Apa kabarmu hari ini? jangan bersedih kalau kau masih punya cinta. Karena sesungguhnya cinta sejati tidak membuat seseorang menjadi sedih, tapi membawakanya kebahagiaan. Karena sesungguhnya kau pasti memiliki cinta, cinta yang sejati cinta yang hanya memberi tapi tidak menuntut untuk menerima.
Cinta sejati itu tanpa egois, tanpa harus memiliki, tanpa menuntut apapun, karena ia hanya membawa kebahagiaan. Bila cinta itu penuh dengan egois, keinginan untuk harus memiliki, menuntut dan sebagaianya maka semua itu akan merusak cinta itu, dan hanya melahirkan kesedihan dan penderitaan. Sehingga kita bisa mencintai setiap orang dan makhluk tanpa merasa terbebani, atau kita harus berpendapat bahwa cinta itu penuh penderitaan. Sekalipun ia penuh pengorbanan, bila cinta kita adalah cinta yang tanpa ego maka sedikitpun kita tak akan merasa menderita
Tapi sangat disayangkan saat ini yang menjadi trend didunia kita yang satu ini adalah cinta yang semu. Cinta yang diagung-agungkan adalah cinta yang penuh egois dan pengharapan. Bila seseorang yang kita cintai dekat dengan orang lain atau bahagia dengan orang lain kita harus cemburu. Bila kita cemburu berarti kita cinta, kalo kita tidak cemburu berarti kita tidak cinta. Cinta seperti ini adalah cinta yang membawa penderitaan dan kesengsaraan
Cinta sejati seharusnya ada untuk siapapun juga, orang tua, saudara, sahabat, kekasih, dan semua makhluk Tuhan. Karena cinta manusia dan makhluk di alam semesta ini harusnya refleksi dari cinta sejati Tuhan. Tuhan selalu memberikan cinta sajati Nya kepada setiap makhluk tanpa mengharapkan sesuatu.
Kalo tidak salah kutip,"Saat seseorang berkata bahwa bila ada 10 orang yang mencintaimu, maka aku adalah salah satunya. Jika hanya satu orang didunia ini yang mencintaimu maka itulah aku. Jika tak ada satu orang pun didunia ini yang mencintaimu maka artinya aku tidak ada didunia ini lagi." Sungguh itu tidak masuk akal, karena masih ada Allah yang kekal yang akan mencintai kita. Bukankah hanya cinta sejati yang dapat bertahan tidak mengenal waktu (kata Elemen).
Tuhan mencintai makhluknya dengan tidak mengenal waktu. Cinta Nya tidak akan pernah berubah sedikit pun walaupun kita berubah, menjauhi Nya, atau bahkan melupakannya.
Mulai saat ini marilah kita belajar dari cinta sejati Tuhan.
Cinta yang tanpa egois, tanpa menuntut, dan pengharapan.
Mulai saat ini pula ingatlah bahwa ada sepuluh orang yang mencintai mu, maka aku adalah salah satu dari mereka. Bila hanya satu orang didunia ini yang mencintai mu maka itu lah aku. Jika tak seorang pun didunia ini yang mencintaimu, maka jangan lupakan bahwa ada Sumber Cinta yaitu ALLAH SWT. Ia akan mencintai mu melebihi siapapun, tak mengharapkan apapun, tak mengenal waktu, dan ia akan tetap mencintai mu bahkan sampai engkau tidak di dunia ini lagi.
Jalinan tanpa Judul
Seperti hembusan angin yang membelai
Ia tidak mengikat dan memenjara dirimu
Tapi ia mendekap erat dirimu dan membebaskan jiwamu
Dimanapun, bagaimanapun adanya dirimu
Ia akan tetap ada bersamamu dan kau rasakan hadirnya
Layaknya angin yang berhambus
Aku tidak ingin mencintaimu
Seperti badai, petir ataupun topan
yang begitu hebatnya menggetarkan hatimu
Tapi ia akan berlalu dengan sangat cepat
Meninggalkan puing-puing dari hati yang hancur
Ia tak akan menoleh padamu kecuali menambah luka
Layaknya badai, petir, dan topan
Aku tidak seorangpun menamai hubungan kasih sayang ini
Karena mereka tak akan pernah mengerti
Sebab kita tak jua memahami
Yang aku tau, jalinan ini
lebih sederhana dari emas permata
tapi ia jauh lebih berharga dari segala yang berharga
Lebih redup dari cahaya kunang
Namun mampu menerangi jiwamu saat gelap menghadang
Senandungnya tak seindah nyanyian burung nan merdu
tapi ia mampu riangkan hatimu kala sendu
Ia sejuk seperti salju
Tapi tak kalah hangat dari bara
Lalu bagaimana kau menamainya
Dangan apa kau menyebutnya
Hanya Menyapa
Ada cinta yang datang dan tersenyum pada kita
Tapi bukan untuk kita
Ia datang hanya sekedar tersenyum
Ia datang hanya sekedar menyapa
Hanya sekedar meniupkan kesejukan
Sambil berjalan berlalu
Hati yang rindu dan biru
Ia tak akan pernah tau
Bayangnya selalu hadir dalam mimpi
Ia tak akan pernah mengerti
Hati yang terluka dan tersiksa
Ia tak akan pernah merasa
Tapi ini bukan salahnya
Karena ia tak pernah tau
Sebab cinta datang hanya untuk menyapa
Ya.. hanya sekedar menyapa
Kesetiaan
Kesetiaan

Panas menjadi milik api untuk selamanya
karena ia setia,
Sejuk menjadi milik air untuk selamanya
karena ia setia
Dingin menjadi milik salju untuk selamanya
karena ia setia
Hembusan menjadi milik angin untuk selamanya
karena ia setia
Semua itu pantas mereka dapatkan
Karena kesetian mereka tak tergoyahkan
Api tak pernah sekalipun mengeluh pada sang panas
Dan memintanya menjadi sejuk,dingin,dan berhembus
Dia pun tak tergoda untuk memiliki
Sejuk ,dingin , dan hembusan
Air pun tak pernah mengeluh pada sang sejuk
Ia terima apa adanya sesuatu yang akan mendampinginya
Hingga dunia ini berakhir
Salju juga tak pernah menyesal karena memiliki sang dingin
Ia tak pernah bertanya mengapa bukan panas untuknya
Dan ia takkan pernah mengeluh
Angin takkan sedih harus bersama dengan hembusan
Ia takkan pernah meninggalkan hembusan
Dan mencoba untuk memiliki yang lain
Mereka semua pantas mendapatkan cinta
Dari apa yang untuknya mereka setia
Lalu mampukah kita untuk setia...?
Jangan pernah Pesimis
Sekuat apapun godaan yang harus kita hadapi ...
Sekokoh apapun cobaan yang harus kita jalani ...
Sebesar apapun kegagalan yang kita rasai ...
Sejenuh apapun hari-hari kita lalui ...
Jangan pernah berhenti berharap pada pertolongan Ilahi
Jangan pernah berhenti berdoa kepada Rabbi
Karena harapan adalah masa depan
Karena harapan adalah sumber kekuatan
Karena Do'a adalah senjata orang beriman
Kita mungkin pernah merasakan betapa tidak berartinya hidup ini, jenuh dan membosankan. Kita seperti manusia yang tidak ada gunanya lagi hidup di dunia. Hari-hari yang kita lalui hampa tiada arti. Kegagalan kita temui disana-sini. Cobaan dan rintangan kita hadapi tiada henti. Beban hidup terasa berat menjerat. Bagi mereka yang tidak punya iman, mengakhiri hidup yang indah ini seringkali menjadi pilihan.
Hidup ini hanya sekali, terlalu indah untuk kita buat sia-sia, karena memang Allah menciptakan makhluknya tidak untuk sia-sia. Betapa bahagianya hidup ini bila kita jalani dengan senyum kebahagiaan dan sikap ositif memandang masa depan. Betapa sejuknya bila kita sabar menghadapi setiap permasalahan, kemudian kita berusaha memecahkannya dan mengambil ibrah pelajaran dari setiap kejadian.
Sebuah pakupun akan menghadapi masalah pada tubuhnya bila tidak tepat menempatkan diri. Bila ia terletak di tanah basah, suatu saat ia akan berkarat, tidak memiliki guna, terinjak, bahkan mungkin suatu saat akan terkubur bersama karat yang menyelimutinya. Tapi bila kita bisa menempatkannya di tempat yang tepat, kita tancapkan pada sebuah dinding, walaupun ia berkarat, paku itu berguna bagi manusia. Sebagai penyangga, tempat gantungan, atau sebagai penyatu berbagai benda.
Begitu pula kehidupan manusia. Bila kita tidak tepat menempatkan diri kita, tidak sadar siapa diri kita, tidak tahu untuk apa kita di dunia, kita hanyalah seonggok jasad hidup yang terlunta-lunta. Bila kita tidak manfaatkan potensi yang ada, selalu memandang negatif setiap peristiwa, membiarkan diri berlumur dosa, bahkan tidak tahu dengan Sang Pencipta, kita adalah makhluk hidup yang tidak berguna. Kemudian hidup ini pun terasa berat untuk kita lalui.
Masalah dan cobaan adalah bunga kehidupan orang-orang beriman. Kembalilah kepada Tuhan bila kita menghadapinya agar kita tenang. Lihat, apakah kita sudah tepat menempatkan diri. Jangan menjadi paku yang terletak di tanah basah. Tapi jadilah paku yang dapat menyangga kehidupan manusia. Walaupun kecil, tanpa paku itu sebuah bangunan besar tidak akan pernah berdiri.
Secangkir Kopi

Pernah minum kopi ? bagi para penggemar kopi mungkin hukumnya wajib minum kopi sebelum beraktifitas. Tapi kita tidak akan berbicara tentang manfaat, maupun efek dari kopi. Sekarang saya berbicara tentang rasa kopi atau lebih tepatnya secangkir kopi. Bila kita meminum seteguk kopi, rasa apa saja yang terasa dilidah kita ? Saat kopi berada dalam mulut akan ada sensasi rasa manis dan pahit yang berbaur tapi dapat dengan jelas terpisah (sulit untuk dijelaskan, coba sendiri aja). Setelah kopi tertelan, mengalir kekerongkongan maka akan ada rasa asam yang tertinggal. Kalo anda tidak percaya coba saja sendiri, minum kopi dengan perlahan dan nikmati sensasi rasa bergumul di lidah. Mungkin kopi memang pahit, sekalipun di campur gula tidak lantas akan menghilangkan rasa dasarnya, yaitu pahit. Gula tidak akan menghilangkan pahit, tapi menambah kenikmatan untuk bisa menikmati kopi yang pahit. Setelah ditelan tidak lagi dia meninggalkan rasa pahit ataupun manis melain asam. Rasa asam itu tidak akan lama karena kita akan segera meneguk kopi lagi. Ini menunjukkan bagaimanapun rasa kopi orang tetap suka kopi, kecuali bagi mereka yang tidak kuat terhadap caffein.
Begitu juga sepertinya cinta, ada rasa pahit dan manis yang menyatu menjadi paduan rasa yang nikmat. Rasa pahit mungkin bisa kita umpamakan sebagai masa-masa yang tidak menyenangkan dan penuh uji. Rasa manis kita umpamakan sebagai masa-masa menyenangkan, membahagiakan yang kita lalui bersama. Tapi semua setelah semua berlalu, bukan manis atau pahit lagi yang kita rasakan. Rasa asam mungkin bisa menggambarkan sebuah kenangan yang tertinggal, setelah melewati rasa pahit dan manis tadi. Kenangan ini tidak bisa tidak ada, ia juga tidak akan menghilang begitu saja. Baik kenangan itu manis ataupun pahit setelah ia menjadi sebuah kenangan maka rasanya ya….boleh dibilang asam. Karena saat kita merasakan kenangan itu kita tidak akan merasakan rasa yang sama, mungkin saja tidak sepahit atau semanis saat kenangan itu terjadi. Sekali lagi seperti kopi, bagaimanapun rasanya cinta, tidak ada orang yang tidak inginkan cinta.
Setelah panjang lebar berbicara soal kopi dan cinta, sekarang saatnya memberi kesimpulan. Sebanarnya saya cuma mau bilang “ I love coffee so much” .
Maaf dan memaafkan
PADA momentum Idul Fitri, khususnya di Indonesia, permohonan maaf telah menjadi sebuah tradisi. Lembaga-lembaga dan individu-individu, lewat berbagai media dan kesempatan, termasuk lewat iklan dan kartu lebaran, [kini email, SMS] mengungkapkan permohonan maafnya. Namun ada satu hal yang janggal dalam permohonan maaf itu. Kekhilafan apa yang menyebabkan sebuah lembaga atau seseorang menyampaikan permohonan maaf. Seringkali tidak dijelaskan. Sehingga memunculkan kesan bahwa itu sekedar basa-basi. Bayangkan Anda bertemu seseorang dan mengajak Anda bersalaman sambil mengucapkan permohonan maaf. Sementara Anda tidak merasa bersalah. Kenal pun tidak. Ini namanya mengobral maaf. Tetapi bandingkan dengan permintaan maaf yang disertai dengan pengungkapan atas kesalahan yang telah diperbuat.
Pernah terjadi, lift di Regent Hotel, Kuala Lumpur, macet pada suatu hari. Ada tamu yang terjebak dalam lift. Banyak tamu lain yang turun-naik dengan tangga. Ternyata, ada kucing nyelonong ke dalam instalasi, kesetrum, hingga mati, dan memacetkan, sistem lift. Pihak hotel tentu saja kalang- kabut minta maaf kepada para tamu. Tetapi tidak cuma sampai di situ. Dua hari kemudian ada iklan di surat kabar. Banyak orang tertarik membaca iklan yang menyatakan duka cita atas kematian seekor kucing, sekaligus minta maaf atas kemacetan lift itu.
Permintaan maaf yang jelas dan tulus seperti ini, akan membuat seorang merasa ringan untuk memberi maaf. Bahkan tidak ada alasan untuk tidak memberi maaf. Kiat inilah yang pernah dilakukan oleh Goh Seng Kim, general manager Telecoms Singapura, seperti diceritakan Bondan Winarno dalam Seratus Kiat (1987). Dari pengalaman yang dialaminya, ternyata permintaan maaf dapat mengubah kebencian menjadi simpati. “Sikap kami dengan terus-menerus minta maaf, bukannya defensif mencari kilah dan alasan,” kata Goh Seng Kim. “telah mengubah kemarahan masyarakat menjadi kesabaran.”
Apakah ini bukan obral maaf? Telecoms meminta maaf atas keterlambatan pemesangan telepon pada calon pelanggan. Tapi di balik permintaan maaf itu, perusahaan ini bekerja ekstra-keras untuk mengejar kelemahannya. Setiap satu proyek selesai dan diberitakan di surat kabar, makin banyak surat yang datang untuk menanyakan kapan giliran mereka memperoleh telepon. Kesempatan ini justru dipergunakan dengan baik. Setiap mengawali satu proyek, Telecoms membuat upacara sederhana sambil menyampaikan maaf berhubung proyek sebesar itu tak dapat dilaksanakan sekaligus. Dan makin lama masyarakat makin bisa menerima kenyataan itu.
Adakah yang berat dari tindakan permintaan maaf. Mungkin tidak. Tetapi banyak lembaga atau individu justru enggan melakukan hal ini ketika menyadari atau ketahuan kesalahannya. Mungkin kuatir wibawanya merosot. Hal ini terlihat pada berbagai institusi masyarakat kita. Banyak keluhan terhadap layanan publik, yang tidak mendapat tanggapan semestinya. Sekedar permohonan maaf pun sulit kita dapatkan. lni juga terjadi pada public figur kita. Jangankan mengundurkan diri, meminta maaf saja tidak akan dilakukan.
Dalam tradisi Islam, permintaan maaf menjadi syarat diterimanya taubat. Jika kesalahan itu menyangkut perkara sosial, maka syarat diterimanya taubat adalah pemberian maaf dari orang yang menjadi sasaran kesalahan kita. Di samping, tentu saja, ampunan dari Allah swt.
Para sahabat pernah bertanya kepada Ali r.a. tentang syarat-syarat taubat yang diterima. Ali menyebut enam syarat, satu diantaranya adalah mengembalikan hak manusia yang didzalimi, antara lain dengan meminta maaf.
Masyarakat konsumen adalah sasaran terbanyak atas kesalahan sebuah perusahaan penghasil produk atau jasa. Jika mereka tidak memberi maaf, karena kita tidak pernah minta maaf, maka bisa memunculkan dampak yang tidak sepele. Meninggalkan dan (sekaligus) menyebarkan “dosa-dosa” kepada yang lain.
Jadi, maaf itu penting saat salah. Tapi, bukan basa-basi.
Mohammad Nurfatoni
Kata di awal bulan Syawal
untuk mengintrospeksi diri
menunggu hari esok dan esok
guna menggapai harapan kita
bulan ramadhan telah kita lewati bersama
dengan penuh semangat, akan jati diri kita
geliat apa yang akan kita perbuat diawal bulan syawal
optimis ...tentu itu yang ada pada diri kita
pessimis... kata yang sangat tidak boleh masuk dalam kamus kita
bulan syawal...tempat kita merenung dan berbuat
bulan yang penuh konsep dan ide dengan langkah baru
bulan yang memberikan peluang kedepan jika kita berbuat
bulan yang menjanjikan...jika kita bermakna menjalaninya
bELAJAR MEMAHAMI pRIA
| ![]() | ![]() |
Written by Fanya Ardianto | |
![]() Prolog : (Ah, sudah cukup lama tidak menulis. Bukan, bukan karena sedang ‘terlena’ menikmati hadiah dari kontes menulisnya hiking , tapi memang sedang tertimbun (meminjam istilah bunda inong) tugas-tugas kampus yang selesai satu tumbuh seribu (woloh...). Hari minggu ini, bener-bener pengen rasanya ‘menikmati hidup’ dan sedikit ‘bernafas’ sebelum besok senin harus kembali ‘ditempa’ dalam pelatihan Terapi Hipnosis. Okeh, setelah seharian tadi tidur, sedikit jalan-jalan dan baca-baca buku yang kemarin baru dibeli, malem ini jadi pengen nulis-nulis. Awalnya masih bingung mau nulis apaan, pokoknya pengen nulis aja, blog ini udah 2 mingguan nggak diapdet kan? Hihi... Sekali lagi thanks buat hiking yang karena dia aku jadi berfikir untuk tidak sekedar menulis, tapi jadi berfikir untuk menulis sesuatu yang mungkin lebih banyak bermanfaat). ![]() Ide untuk menulis topik ini sebenarnya udah lama banget ada di sini (sambil menunjuk ke kepala sendiri), tapi berhubung ada alasan yang tadi udah aku sebutin, baru bisa jadi sekarang deh. Berangkat dari pengalaman pribadi yang menunjukkan bahwa kadang suamiku terlihat sangat membutuhkan aku dan kadang blio terlihat sangat tidak ingin aku ganggu, membuat aku berfikir, bahwa pria adalah makhluk-penuh-misteri bagi seorang wanita sepertiku. Meski kami saling mencintai, bukan berarti cara pandang dan cara berfikir kami selalu sama. Meski kami saling menghormati, bukan berarti pribadi kami tak boleh beda. Aku sadar, kami tetap dua makhluk yang sangat berbeda. Untuk itu, selain akan menulis tentang bagaimana caraku untuk belajar memahami seorang pria, insyaallah aku juga akan segera menulis bagaimana seharusnya pria belajar memahami wanita, adilkan? *peace-wink* Hm, mulai dari mana yah? Bahasa kita dan mereka, beda banget... Dari pengalaman pribadi, sharing pengalaman teman-teman dan dari artikel-artikel psikologi yang saya baca, bisa disimpulkan bahwa pria dan wanita memiliki bahasa yang sangat berbeda. Karena itu, kunci pertama untuk bisa ‘memahami’ pria adalah jangan pernah mengharap pria bisa membaca bahasa kita. Jika kita ingin menyampaikan sesuatu, usahakan sebisa mungkin bicara dalam bahasa yang bisa dimengerti mereka (baca juga Bicara dalam Bahasa Pria ). Contohnya begini, saat kita sedang jengkel sama seorang sahabat (sesama wanita), biasanya kita akan melancarkan ‘aksi diam’ untuk mengisyaratkan bahwa hubungan kita dan dia sedang dalam masalah. Jangan pernah melakukan hal ini pada makhluk yang bernama pria, sebab, ternyata bagi kebanyakan mereka, diam berarti tidak ada apa-apa. Dulu, saat aku merasa ada-sesuatu-yang-mengganggu-hubunganku-dengan-suamiku, aku memilih diam dan memasang tampang-ditekuk. Suamiku bertanya ‘apa apa?’ dan aku menjawab ‘tidak ada apa-apa’ dengan nada ada-apa-apa. Dan blio pun berkata ‘oh, ya sudah’ sambil menyalakan TV dan setelah itu asyik menonton TV. Tentu saja aku jadi makin jengkel karena aku merasa telah memberinya ‘isyarat’ tapi dia malah nyuekin aku begitu saja. Tapi hati-hati, terlalu banyak bicara dan mengungkapkan sesuatu, juga merupakan salah satu kebiasaan umum wanita yang sulit dipahami pria. Jangan heran, jika kita sedang berapi-api menceritakan sesuatu, pria sering memotongnya dengan kalimat yang mematahkan semangat, atau saat kita sedang curhat karena jengkel sama ulah tetangga sebelah, pria malah mengatakan bahwa seharusnya kita tidak begitu (jadi tambah jengkel kan karena maksud hati pengen curhat tapi malah disalahin), atau saat kita sudah mengeluarkan sekian banyak kalimat untuk menceritakan sesuatu yang membahagiakan yang menurut kita perlu dibagi pada orang yang paling kita cintai, pria cuma meresponnya dengan segelintir kata “Ok” atau “Ya”. Jadi, ungkapkan apa yang menurut ibuk-ibuk harus diungkapkan, tapi dengan bahasa yang jelas dan mudah dimengerti oleh pria. Jika sedang ingin diajak jalan-jalan, bilang aja terus terang, jangan muter-muter dulu dengan mengatakan bahwa suami sudah kurang perhatian karena tidak pernah lagi mengajak jalan-jalan. Dan, jika suatu saat ibuk-ibuk menceritakan sesuatu (curhat dan lain-lain) dan harus sedikit kecewa karena mendapat respon yang tidak kita harapkan, tarik nafas panjang aja, terima saja dengan lapang dada karena memang begitulah bahasa pria, dan kita harus selalu belajar untuk lebih memahaminya. Pria dan keong ada mirip-miripnya loh... Ingat keong kan? Saat kita mencoba menyentuhnya, dia akan masuk ke dalam ‘rumah’nya, semakin kita berusaha mengorek dia untuk keluar, dia akan semakin jauh masuk ke dalam rumahnya, tapi saat kita membiarkannya, dia akan keluar sendiri. Lalu, apa hubungannya dengan pria? Disadari atau tidak, diakui atau tidak, ternyata pria suatu saat membutuhkan waktu untuk ‘menjauhkan kita dari dunianya’, duh, bahasanya kok jadi sadis begini yah? Istilah yang lebih halus, suatu saat pria ternyata butuh waktu untuk ‘sendiri dalam dunianya’. Dulu, aku selalu terheran-heran, kenapa suatu saat suamiku terlihat begitu mesra tapi di saat yang lain malah sebaliknya, terlalu cuek dan seolah menganggapku tak ada di sampingnya. Bahkan, yang lebih mengherankan lagi (tepatnya menyakitkan sih) kadang blio terlihat ‘sangat terganggu’ dengan kehadiranku. Dulu, saat suamiku begitu, aku menebak-nebak, mungkin ada yang salah dalam diriku atau hubungan kami. Aku mulai bertanya-tanya sendiri, apa salahku? Namun, saat aku merasa tidak membuat kesalahan yang bisa dia jadikan alasan untuk nyuekin aku, aku jadi menyimpulkan kalau dia mungkin sudah tidak mencintaiku seperti dulu, atau mungkin dia memang lebih butuh game online-nya ketimbang butuh aku, atau dia memang lebih cinta pada pekerjaannya ketimbang cinta sama aku, atau dia memang lebih senang menghabiskan waktu bersama TV ketimbang bersamaku, dan serentetan tuduhan-tuduhan lain yang sebenarnya (klo mau dipikir-pikir lagi) sangat tidak beralasan. (Tapi, ternyata semua pikiranku itu keliru, jadi jangan ditiru ya buk, atau kalau sudah terlanjur berfikir sama dengan aku, mari kita mulai merubahnya, hehe...) Saat suamiku bagaikan keong yang masuk ke dalam rumahnya, aku merasa hubungan kami sedang tidak beres dan aku merasa harus segera membereskannya. Dan aku fikir, saat itu kami harus ‘bicara’ agar aku bisa mengeluarkannya dari rumah keongnya itu. Namun, semakin aku berusaha mengajaknya bicara saat itu, dia jadi semakin tenggelam dan kalaupun dia ‘terpaksa’ meladeni ‘pembicaraanku’ dia akan menanggapinya dengan amat sangat santai sehingga terkesan acuh-tak-acuh. Yang ada aku jadi tambah stres dan malah mulai membenci dia. Anehnya, esok hari sikapnya bisa berubah ratusan derajat. Dia kembali menjadi ‘pria yang ku suka’, penuh perhatian dan terasa sangat sayang. Ternyata, entah karena alasan apa, pria bisa saja mencintai istrinya tapi kadang-kadang tidak ingin melewatkan waktu dengan istrinya itu, begitu kata salah satu artikel yang saya baca dari e-psikologi. Dan sebagai wanita yang rela menghabiskan sisa hidup bersamanya, kita harus menghargai kebutuhan pria untuk ‘kadang-kadang asyik dalam dunianya sendiri’. Percaya atau tidak, kebutuhan pria untuk masuk ke dalam rumah keongnya hampir sama besarnya dengan kebutuhan manusia untuk bernafas! Dan aku udah merasakan, semakin besar usahaku untuk ‘mengeluarkan’ dia, dia akan semakin sering masuk dan berlama-lama dalam rumah keongnya. Tapi, kalau aku memberinya waktu, dia akan segera keluar dengan sendirinya dan kembali menjadi suami yang manis. Saat aku memberinya waktu yang cukup untuk main game online sepuasnya, dia akan tiba-tiba datang ke dapur, memelukku dari belakang dan bertanya ‘lagi masak apa say? Ada yang bisa dibantu?’ (hihi...) Kebutuhan psikologis utama pria adalah... DIHORMATI (dipercaya, diterima, dihargai, dikagumi, diteguhkan, didukung). Sungguh, yang namanya pria sangat tidak suka kalau diragukan kemampuannya. Pria juga butuh dihargai secara nyata (yang ditunjukkan dalam bahasa yang ia mengerti). Jadi, jangan sungkan untuk bilang ‘terima kasih’ karena pria sudah membantu membuang sampah. Jangan pernah berfikir apa yang ia lakukan adalah memang sudah seharusnya ia lakukan. Sekecil apapun yang pria lakukan, mereka akan sangat menghargai jika kita bisa melihatnya sebagai ‘sesuatu yang istimewa’. Pria butuh pengakuan ‘nyata’ atas setiap usahanya untuk menjadi pasangan yang baik. Seorang teman di kampus pernah ngaku begini : aku paling terharu saat istriku dengan tulusnya berterima kasih ketika aku membantu mengepel lantai, ternyata hanya dengan sekali mengepel sudah sangat berarti baginya, aku jadi ingin selalu membantu mengepel saat pembantu pulang kampung. Pria juga biasanya paling tidak suka dibantah, tidak suka pendapatnya 'dimentahkan' apalagi oleh wanita. Tapi jangan kuatir, kita juga tidak harus selalu 'manut' dan tunduk setunduk-tunduknya. Klo kita jeli, banyak cara kok untuk 'membantah' pria tapi dengan tidak terlihat membantah. Lalu, saat kita mengetahui bahwa pria menghadapi masalah, jangan langsung berusaha membantunya dengan menawarkan solusi-solusi yang ada di kepala kita. Sebaiknya tanyakan dulu apakah dia bersedia membicarakan masalah itu dan bersedia mendengar pendapat kita. Kalau kita langsung ikut campur dalam masalahnya tanpa diundang, pria bisa saja tersinggung, karena merasa kita meragukan kemampuannya dalam menyelesaikan masalah. Beda kan dengan kita, yang kalau tiba-tiba ada orang nawarin bantuan kita merasa ada yang memperhatikan. Bagi kebanyakan pria, menawarkan bantuan tanpa diinginkan sama saja dengan ‘meremehkan’ eksistensinya. Wah, udah panjang banget ternyata. Sepertinya sih masih banyak yang belum ‘tercakup’ dalam 3 poin di atas. Tapi namanya juga masih belajar, memahami yang 3 itu saja dulu sudah cukup bagus kan? Hihihi..., ada pengalaman lain? Plis dong ditulis di komen di bawah ini yah, biar kita masing-masing semakin banyak belajar untuk bisa lebih memahami pria... |
MAAFKAN UNTUK KATA YANG TAK TERJAGA
ADA KATA MERANGKAI DUSTA
ADATINGKAH MENOREH LUKA
SETULUS HATI SAYA UCAPKAN
" MINAL AIDIN WAL FAIDZIN "
MOHON MAAF LAHIR DAN BATHIN
1 SYAWAL 1428 H
SALAM JABAT HATI
ASMAN ASFO NUR
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN 1428 H
HARI KEMENANGANPUN TELAH TIBA
MARI KITA SALING MEMAAFKAN
DAN BEERBAGI KEBAHAGIAAN
MENYUCIKAN DIRI DAN HATI
MENUJU CAHAYA ILAHI
MENGGAPAI KESEMPURNAAN HATI
SEMOGA HANGATNYA SILATURRAHMI
DAN TULUSNYA SALING MENGAMPUNI
SENANTIASA MENYERTAI
SELAMAT HARI RAYA IDUL FITRI
MINAL AIDIN WAL FAIDZIN
ASMAN ASFO NUR
Minggu, 07 Oktober 2007
Tinggal Sepekan Ramadan
RAMADAN sedang beranjak pergi. Sepekan lagi, akan kita masuki bulan Syawal. Kita akan terus melangkah maju menuju Ramadan tahun depan dengan bekal keutamaan dan rahmat yang tercurah dari Ramadan tahun ini. Betapa besar daya pesona dan daya haru yang terasa selama kita menjawab panggilan Ramadan dengan menunaikan ibadah puasa. |
Pergelutan, pergumulan, dan bahkan perang di dalam diri sendiri melawan rayuan, bujukan, dan dorongan kuat hawa nafsu kita sungguh-sungguh meninggalkan kenangan indah. Kenangan yang paling dinikmati sebagai hikmah adalah suasana keampunan yang kita peroleh dari sesal dan pertobatan kita yang tulus dan suasana kedekatan kita dengan Yang Maha Pengasih dan Maha Penyayang dan suasana keakraban dengan sesama kita. Karena tersisa sepekan masa hadirnya Ramadan suci bersama kita, seharusnya dan sepantasnya semakin kita manfaatkan masa sepekan ini seintensif mungkin untuk menyempurnakan cara dan mutu penunaian ibadah puasa. Intensitas penunaian ibadah puasa di hari-hari akhir dapat menjadi semacam mahkota kemuliaan yang menempati posisi paling dalam di hati kita sebagai mahkota kemenangan atas keangkuhan, hawa nafsu yang mendorong kita untuk berbuat jahat, juga atas ketamakan, sifat kikir, egoistis, dan ingat diri. Hari-hari akhir di bulan suci ini dapat kita manfaatkan semaksimal dan seoptimalnya untuk memperkuat tali silaturahim dengan sesama kita dan meningkatkan kualitas harmoni dengan sesama warga di tengah masyarakat yang dirahmati Allah. Peribadatan puasa secara nasional telah mempengaruhi seluruh kehidupan warga dengan latar belakang kemajemukan budaya dan agama yang berbeda-beda. Betapa indahnya persatuan dan kesatuan nasional justru karena adanya perbedaan tak terelakkan sebagai rahmat Allah atas bangsa Indonesia. Peribadatan puasa oleh umat Islam sedunia dan terutama oleh umat Islam Indonesia dirasakan sebagai peribadatan nasional yang juga diikuti oleh umat lain dengan caranya masing-masing. Doa tulus oleh umat lain agar peribadatan puasa oleh sesama saudaranya yang Islam berjalan sesuai dengan apa yang dikehendaki Allah adalah bagian dari roh dan semangat persaudaraan nasional. Juga cara hidup yang bersahaja yang ditunjukkan oleh umat lain yang non-Islam sebagai bagian dari cara mereka berpartisipasi di dalam memaknai ibadah puasa yang ditunaikan oleh saudara-saudara sebangsa yang Islam adalah rahmat sejuk di bulan suci Ramadan. Kehadiran bulan Ramadan terasa begitu singkat. Ada kesan dan suasana batin yang ingin terus hadir di hati umat yang sudah berusaha menjalankan ibadah puasa dengan penuh disiplin, tulus, khusuk, sabar, dan penuh kepasrahan. Bagaimanapun, Ramadan akan berlalu sebagai sebuah kepastian. Namun, Ramadan akan berlalu dengan harapan bahwa apa, yang telah diraih dan dinikmati sebagai rahmat Ilahi, akan tetap terjaga, terawat, dan terpelihara sebagai bekal perjalanan untuk mengarungi masa sebelas bulan menuju Ramadan tahun depan sesudah pesta kemenangan umat di hari Idul Fitri pekan mendatang. Agar kemenangan, yang sudah diraih dengan perjuangan, tetap dapat bertahan dan bahkan mutunya semakin ditingkatkan menjelang Ramadan tahun depan, maka seharusnya apa yang sudah diraih sebagai kemenangan dapat membuahkan hasil nyata di dalam kehidupan kita sehari-hari, yaitu kehidupan yang dirahmati Allah. (#)by.Ishak Ngeljaratan |
Sabtu, 06 Oktober 2007
Liku-liku kehidupan
sakit dan pedih banget rasanya.....pada siapa aku harus mengeluh dan dengan siapa aku bisa mengaduh supaya bisa sedikit mengurangi rasa sakit ini.
Apa yang bisa DIA lakukan ,untuk menolongku ? gak ada, DIA gak bisa meringankan sedikit saja beban ini.
ya allah ,aku udah gak sanggup menanggung semua ini sendiri, tolonglah aku ya Allah ringankan ,dan bebaskan aku dari semua derita ini.
Dibulan Ramadhan ini aku merasa aku adalah orang yang paling merasakan nestapa yang sangat dalam dan menyedihkan.
dan rasanya aku gak perlu menyalahkan siapa-siapa,karna semua kembali pada diriku sendiri.
kesalahan yang cukup fatal yang telah aku lakukan hingga semua ini harus kualami dan kurasakan.
aku berharap pada diriku sendiri mudah-mudahan semua kejadian ini bisa membuatku sadar bahwa setiap kekurangan dan kesusahan apapun, kita tak bisa berharap banyak dari orang lain,walaupun itu orang dekat . semuanya hanya bertumpu dan kembali pada diri kita sendiri.
dan akan aku jadikan semua kejadian ini sebagai pengalaman yang sangat berharga yang gak akan kudapatkan dari siapapun.
by.lia-darmanto
Kehidupan
Kita harus menghidupkan kehidupan ini
agar kita benar-benar hidup di dalam hidup kita,tidak sekedar hidup-hidupan.
Setelah kita benar-benar hidup, mengerti hidup, mengapa kita hidup,
dan untuk apa kita hidup,
baru kita dapat membantu orang lain untuk menghidupkan
kehidupan mereka sehingga mereka benar-benar hidup di dalam kehidupan mereka
mensyukuri hidup, menjaga komitmen, membuat kebaikan, memaknai hidup dengan segala realitasnya, mengagumi kehidupan dengan semangat masa depan,
memikirkan dan melakukan semua dengan cinta, mengatur emosi dan rasio,
hidup menjadi lebih hidup, tanpa tirai yang menutupi sebagian dari hidup,
meski itu gelap dan tak enak untuk dilihat.
hidup itu ibarat air yang terus mengalir kemana pun pergi..dimanapun ada celah itu pasti terlewati sudah..
Namun bila kita dapat mengatur kemanapun arus air itu pergi..hiduplah kita!!!
dengan apa yang dikehendaki pastilah tercapai..
Hidup ini ibarat lilin yang menunggu lilin ini mati..dengan segala aral yang melintang lilin itu coba untuk selalu bersinar dan tak akan meredup..
sampai waktu itu tiba.
Hidup itu adalah pilihan…. apapun yang kita pilih ya.. itulah hidup kita….
Inti hidup adalah BELAJAR MENCINTAI ORANG YANG TIDAK SEMPURNA DENGAN CARA YANG SEMPURNA……
dirangkum dari berbagai sumber.
25/7/07