Oleh : Onno W. Purbo
3G banyak di gembar-gembarkan pemerintah & operator selular sebagai teknologi yang harus di adopsi. Tahukah anda bahwa kecepatan maximum 3G antara handphone ke base station pada saat mobile hanya 128Kbps. Jika anda gunakan sambil berjalan kaki kecepatan maksimum 3G hanya 384Kbps, kecepatan benar-benar maksimum hanya akan di peroleh jika handphone 3G tersebut tidak jalan digunakan dirumah saja, yaitu, 2Mbps. Itupun pakai doa karena antara Base Stasion ke Internet kemungkinan besar congested. Entah berapa rupiah / Kbyte yang harus dibayar untuk menelepon menggunakan 3G pada frekuensi 2.1GHz itu. Sejauh pengetahuan saya, implementasi 3G collapse, kalau tidak dapat di bilang gagal, di eropa.
Sebetulnya sejak tahun 2005-an yang lalu implementasi pre-4G sudah mulai di lakukan oleh para pejuang di Indonesia tanpa sepengetahuan / ijin dari pemerintah tentunya. Salah satu ciri khas 4G adalah seluruh jaringan, termasuk handphone yang digunakan berbasis IP. Tidak seperti generasi sebelumnya yang rata-rata sambungan IP dilakukan di tingkat sentral telepon, atau paling dekat pada tingkat base station di 3G+. Seperti di jelaskan oleh Dana Blair dari Cisco dalam presentasinya yang berjudul “4G: The End of the Intelligent Network”, konsekuensi seluruh jaringan yang berbasis IP, sebetulnya teknologi yang kita gunakan adalah teknologi Internet Telepon (VoIP) terutama menggunakan teknologi Session Initiation Protocol (SIP).
Alhamdullillah, teknologi SIP ini di kembangkan oleh Internet Engineering Task Force (IETF), konsekuensinya merupakan standard yang terbuka, sehingga kita semua dapat mengambil source code dan mengimlementasikan secara langsung tanpa perlu membayar apa-apa. Contoh yang real dari implementasi sentral telepon 4G ini adalah VoIP Rakyat http://www.voiprakyat.or.id yang di motori oleh Anton Raharja dari ICT Center DKI. Bagi anda yang berminat untuk mengembangkan sendiri sentral telepon-nya dan melakukan peering ke VoIP Rakyat dapat mengambil source code softswitch-nya di http://www.asterisk.org.
Anton dkk ternyata tidak berhenti sampai membuat sentral telepon saja, mereka bahkan telah lebih jauh melangkahi pemerintah Indonesia maupun ISP di Indonesia dengan membangun server ENUM sendiri pada mesin voiprakyat.or.id. ENUM adalah servis di Internet yang dapat melakukan pemetaan nomor telepon telkom ke account VoIP berbasis SIP. KOMINFO setahu saya baru mau memulai “PROYEK” untuk ENUM, padahal ada anak bangsa yang sudah berhasil dengan baik mengoperasikan ENUM. Kasian sekali memang.
Bagaimana dengan handset untuk pre-4G tersebut. Bagi anda yang masih dalam taraf ujicoba, sebetulnya dapat menggunakan komputer / laptop di lengkapi WiFi dan softphone seperti x-lite dan sjphone. Bagi anda yang mempunyai PDA dengan sistem operasi Pocket PC yang mempunyai kemampuan WiFi, anda dapat mengambil software SJPhone untuk PPC dan menggunakan PDA anda sebagai pre-4G phone. Pengalaman saya menggunakan HP Ipaq generasi terbaru seri 69xx amat sangat baik sekali untuk WiFi SIP Phone.
Bagi mereka yang ingin lebih serius, ada beberapa pilihan pre-4G phone seperti Nokia E60, E61, dan E70 yang di lengkapi sistem operasi Symbian OS 9.1 yang mendukung komunikasi suara seperti Push-To-Talk dan SIP. Kelas lain yang mungkin menarik adalah Linksys WIP330 Wireless-G IP phone yang di lengkapi radio untuk 802.11b/g. Bagi mereka yang mencari solusi murahan dapat mencari Hop-on $39 WiFi Phone bentuknya seperti nokia lama, 3.5 jam talk time atau 30 jam standby. Di samping itu, tampaknya mulai banyak WiFi phone taiwan yang mulai memasuki harga dibawah Rp. 500.000,-.
Tentunya WiFi walaupun mempunyai kecepatan 54Mbps jauh di atas 3G bukanlah murni 4G karena tidak dapat kita bawa pada kecepatan 150km/jam. Kita cukup beruntung, desember 2005, telah di ratifikasi IEEE802.16e yaitu standard WiMAX untuk mobile dengan kecepatan 150-200km sambil digunakan untuk data kecepatan tinggi 54Mbps. Ujicoba prototype WiMAX IEEE802.16e sedang dilakukan pada saat tulisan ini ditulis, bukan mustahil di tahun 2007 kita akan mulai melihat produk handphone WiMAX dan dapat digunakan untuk operasional betulan di tahun 2008.
Dengan bebasnya frekuensi 2.4GHz yang juga dapat digunakan untuk WiMAX, operasional WiMAX akan menjadi sangat murah. Tentunya WiMAX mempunyai kemampuan untuk beroperasi di frekuensi lain termasuk 2.3GHz, 2.5GHz, 3.3-3.5GHz, 5-5.8GHz. Pertanyaannya, masihkah kita perlu membeli 3G? 3G jelas-jelas akan harus bersaing dengan pre-4G yang gratis dan sudah beroperasi hari ini, dan juga 4G betulan di tahun 2008.
Saran saya untuk rakyat Indonesia, marilah kita mengkonsentrasikan diri pada teknologi 4G yang jelas-jelas open source dan memungkinkan banga ini untuk berkembang. Merdeka!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar