Kamis, 31 Januari 2008

Kurikulum TI di SMK & Universitas, Sudah Cukupkah Menggapai Dunia Kerja?

Oleh : Tata Sutabri S.Kom, MM*

Kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara di Indonesia mengalami perkembangan dan perubahan secara terus menerus sebagai akumulasi respon terhadap permasalahan-permasalahan yang terjadi selama ini serta pengaruh perubahan global, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta seni dan budaya. Hal ini menuntut perlunya perbaikan sistem pendidikan nasional termasuk penyempurnaan kurikulum.
Salah satu fasilitas untuk menunjang kompetensi tersebut siswa perlu dikenalkan dengan mata pelajaran Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) yang berfungsi sebagai bahan maupun alat pembelajaran.
1. Kurikulum TI di SMK
2. Standar Kompetensi Bahan Kajian TI3. Kurikulum TI di UniversitasFaktor lain yang mendukung proses kolaborasi ini adalah disebabkan oleh tuntutan dunia industri. Secara umum peta persaingan kurikulum mata kuliah di fakultas TI dapat dibagi sebagai berikut:
1. Perancangan mata kuliah mengarah ke arah kedalaman (aliran vertikal)
Aliran ini menekankan faktor spesialisasi produk dalam pengembangan mata kuliahnya. Kita melihat ada fakultas TI mengarah pada pengembangan mata kuliah Multimedia dan Gaming (yang merupakan kombinasi seni dan komputer grafis), Web Technology (penekanan pada teknologi XML dengan koneksi ke database), Database / ERP (penekanan pada kebutuhan database skala besar), Mobile computing (penekanan pada arsitektur TI yang fleksible), Java Computing (penekanan pada J2EE, J2SE, J2ME), Artificial Intelligence dan sebagainya.Adapun harapan yang dijanjikan kepada mahasiswa adalah penguasaan mendalam tentang bidang keahlian tertentu. Mahasiswa memiliki kesempatan berkarir di dalam dan luar negeri, dengan asumsi bahwa spesialisasi tertentu TI memudahkan pencarian kerja di dalam dan luar negeri. Permasalahan yang dihadapi oleh aliran ini adalah pihak manejemen fakultas harus memiliki tim Litbang yang kuat serta kerjasama yang kuat dengan pihak Litbang industri TI seperti Sun Microsystem, IBM, Oracle dan sebagainya.
2. Perancangan mata kuliah mengarah ke arah horizontal (kolaborasi dengan disiplin ilmu lain)
Aliran horizontal ini mengacu sifat alami dari TI yaitu dinamis dan mudah di terapkan ke disiplin ilmu lain. Sehingga pengembangan mata kuliah TI perlu di kombinasikan dengan disiplin ilmu lain. Praktek dilapangan menunjukan pengembangan mata kuliah berorientasi pada pemenuhan kebutuhan industri seperti sistem informasi akuntansi, sistem informasi marketing, sistem informasi keuangan dan sebagainya. Perancangan mata kuliah ini melibatkan kerjasama professional dibidang bersangkutan dengan profesional TI. Proses desain mata kuliah juga agak berbeda, dengan penekanan pada gabungan aspek manejerial dan aplikasi TI dibidang yang bersangkutan.Karena sifat alaminya merupakan perkawinan dengan disiplin ilmu lain, secara tidak langsung fakultas ilmu komputer akan berkompetisi dengan fakultas lain dalam menjaring mahasiswa. Adapun harapan yang dijanjikan kepada calon mahasiswa adalah Sarjana Komputer (S.Kom) yang menguasai TI dan manejemen sekaligus. Mahasiswa mampu bekerja di bidang TI dan non TI, dibandingkan dengan fakultas lain yang hanya dapat menjanjikan satu keahlian saja. Permasalahan lain yang dihadapi aliran horizontal ini adalah sejauh mana level penguasaan TI dan ilmu lain yang dapat diterima oleh dunia industri.
3. Perancangan mata kuliah mengarah ke arah siap terap (praktis)
Aliran ini menilai bahwa mahasiswa cukup untuk menguasai dasar teori saja kemudian dilanjutkan dengan banyak praktek dan magang di perusahaan. Adapun harapan yang ditawarkan ke mahasiswa adalah lulusan siap terap dan di terima langsung bekerja di industri. Walaupun konsep siap terap ini dalam realitasnya banyak mengundang sikap pro dan kontra.Adapun tantangan yang dihadapi aliran ini adalah harus membangun jaringan kerjasama yang kuat dengan perusahaan pemakai tenaga kerja. Proses pembelajaran akan didominasi pembelajaran diperusahaan. Alhasil kualitas intelektual mahasiswa nantinya akan lebih banyak dipengaruhi oleh perusahaan dibandingkan dengan apa yang mereka dapat dikampus.
4. Perancangan mata kuliah mengadopsi kurikulum dari negara lain
Sekarang ini kita melihat banyak perguruan tinggi dan sejenisya berasal dari luar negeri yang beroperasi di Indonesia. Proses perancangan kurikulum biasanya mengacu pada standar kualitas di negaranya masing masing. Adapun harapan yang dijanjikan ke mahasiswa adalah mahasiswa lulus dengan kualitas yang sama seperti di negara asalnya dan dapat bekerja di negara-negara yang mengakui kualitas pendidikan asalnya. Adapun tantangan utama yang dihadapi oleh institusi ini adalah bagaimana menyesuaikan sistem pendidikan di negeri asalnya (luar negeri) dengan sistem pendidikan di Indonesia, seperti masalah bahasa Inggris, lamanya kuliah, budaya pembelajaran, metode penyusunan mata kuliah, sampai dengan bagaimana peta persaingan pendidikan tinggi di Indonesia.Dikarenakan sistem pendidikan yang berbeda, sering kali juga menyebabkan mahasiswa Indonesia agak sulit memahami kebiasaan yang terjadi di institusi tersebut. Hal ini menyebabkan institusi tersebut perlu melakukan lebih banyak sosialisasi ke calon mahasiswanya. Sistem pendidikan yang berbeda ini juga menyebabkan diperlukannya pemahaman yang lebih baik tentang peta persaingan pendidikan tinggi di Indonesia. Sesuatu yang berlaku lazim di luar negeri mungkin tidak terjadi di Indonesia dan sebaliknya.
Dari tuntutan diatas, tuntutan idealisme institusi adalah tuntutan yang mungkin tersulit dihadapi sekaligus tantangan bagi semua manejemen fakultas TI. Semoga apa yang disajikan di atas dapat bermanfaat bagi kemajuan Teknologi Informasi di tanah air.
Keterangan : Penulis adalah Deputy Chairman of STMIK INTI INDONESIA dan Pemerhati Dunia Pendidikan TI

Tidak ada komentar: